DITHIZON SI PENGOMPLEKS ORGANIK

Siapa yang belum kenal dengan dithizon, yang merupakan salah satu jenis senyawa organik?? acungkan tangan... Mari kita berkenalan,,, :)
Dithizon (Diphenyldithiocarbazone, H2DZ)
Dithizon (diphenyldithiocarbazone, H2DZ) mempunyai nama lain 1,5- difenil-3-merkaptoformazon merupakan senyawa kristalin berwarna hitam- lembayung, titik lelehnya 165- 169oC yang tidak larut dalam air pada pH <7, tetapi larut dalam media alkalis menghasilkan larutan berwarna orange, karena terbentuk anion HDz. Dithizon larut dengan cepat dalam pelarut organik menampakkan warna hijau yang intensitasnya bergantung pada jenis pelarut yang dipakai. Rumus kimia dari dithizon C13H12N4S, dengan berat molekul 256,35. Reagen ini baik untuk penentuan logam dalam jumlah kecil (Rajesh, dkk, 2003).

                                  Gambar 2.4 Struktur Dithizon
     Dithizon merupakan reagen yang sudah dikenal dan masih digunakan sebagai kromogenik untuk penentuan logam berat dengan ekstraksi klasik analit dalam medium pelarut organik (Nezio et al, 2005).
Dithizon larut dalam etanol (EtOH), karbon tetraklorida (CCl4), kloroform (CHCl3), dan benzena (C6H6). Kelarutan dithizon dalam CCl4 adalah 0,5 mg/ml, sedangkan dala kloroform adalah 20 mg/ml. Larutan dithizon tidak stabil terhadap panas, sinar kuat, dan oksidan. Oksidasi dithizon dapat dicegah dengan menabahkan hidroksilamin pada larutan yang mengandung senyawa logam (Chalmer, 1994).
Dithizon adalah salah satu pengompleks organik bersifat asam lemah  yang cukup luas penggunaannya dalam studi kimia analitik. Dithizon mempunyai gugus aktif –SH dan –NH yang termasuk dalam golongan basa lunak dan basa menengah. Gugus- gugus aktif ini secara selektif bereaksi membentuk kompleks dengan ion logam dalam golongan asam lunak dan menengah  (Prodinger, 2008). Ligan ini cukup sensitif untuk penentuan logam- logam seperti Pb, Zn, Cd, Ag, Hg, Cu, Bi dan logam- logam lainnya (Marczenko, 2008).
Dithizon dapat berada dalam dua bentuk struktur yaitu keto dan enthiol. Dithizon dalam bentuk keto jika keadaan larutan bersifat asam atau netral, sedangkan bentuk enthiol jika keadaan larutan bersifat basa (Propdinger, 2008).

         

Gambar 2.5 Bentuk tautomerisasi dithizon (Ph= gugus fenil, -C6H5) (Morisson dan Freiser, 1996).

          Dithizon dalam bentuk keto jika bereaksi dengan ion logam, maka atom hidrogen  pada gugus amida akan digantikan oleh ion logam dan logam yang terikat hanya satu, sedangkan dalam bentuk enthiol jika bereaksi dengan ion logam maka atom hidrogen pada gugus sulfidril akan digantikan oleh ion logam dan logam yang berikatan jumlahnya lebih dari satu.
Immobilisasi dithizon dalam suatu padatan pendukung untuk adsorpsi logam berat banyak dilakukan karena dithizon dikenal sebagai ligan organik yang selektif terhadap logam- logam seperti Pb, Zn, Cd, Ag, Hg, Cu, Bi, serta logam- logam lainnya. Disamping itu ligan ini juga dapat dengan mudah diimmobilisasikan pada padatan pendukung yang mempunyai gugus aktif seperti silika gel, alumina serta polimer hidroksi (Mudasir, 2005). Tujuan dari immobilisasi ini adalah untuk memaksimalkan kemampuan silika gel untuk mengadsorpsi ion logam.  


        Daftar Pustaka

        Chalmers, R. A., Khopka, S. M., dan De, A. K., 1970, Solvent Extraction of Metals, First Education, Van Nostrand Reinhold, London
Marczenko,Z., 1986, Speration and Spectrophotometric Determanation of Elements, John Willey and Sons, Chichester, 88- 94
Morisson, G.H., and Freiser, H., 1996, Solvent Extraction in Analytical Chemistry, John Willey & Sons, Inc., New York.
Mudasir, dkk., 2005, Structural Studies on the Modification of Natural Zeolit of Wonosari by Infrared Spectroscopy, Proceeding of National Conference on Chemistry and Educational Chemistry, 29
Nezio MSD, Palomeque M, Band BSF. 2005. Automated flow-injection method for cadmium determination with preconcentration and reagent preparation online. Quim. Nova. 1:145-148.
Prodinger, W., 1940, Organic Reagents Used in Quantitative Analysis, Elsevier Publishing Company Inc., New York
Rajesh N, Arrchana L, Prathiba S. 2003. Removal of trace amounts mercury (II) using alumunium hydroxide as the collector. Univ Scientarum 8(2) : 55-59.

Komentar

Postingan Populer