Daun Sukun Sumber Antioksidan


Istilah antioksidan mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, walaupun untuk orang awam sekalipun. Untuk anda yang sering menonton iklan di televisi (TV) ataupun membaca koran/surat kabar tentu pernah melihat iklan komersial dari produk makanan atau minuman sampai dengan kosmetik yang di beri embel-embel mengandung antioksidan, sebut saja salah satu produk teh yang mengklaim produknya kaya akan polifenol sebagai antioksidan, begitupun dengan produk kosmetik, yang dilabeli mengandung antioksidan yang dapat mencegah kerusakan kulit dan mencegah penuaan dini.
Apa Antioksidan itu?

Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas (penetral radikal bebas). Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan ini akan menghentikan reaksi berantai radikal bebas dalam tubuh bergantung pada jenis antioksidannya.
§    Antioksidan primer akan bekerja mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan cara mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang kurang mempunyai dampak negatif. Contoh antioksidan primer adalah Superoksida Dismustase (SOD), Glutation Peroksidase (GPx), dan protein pengikat logam.
§   antioksidan skunderyang bekerja dengan cara mengkhelat logam yang bertindak sebagai pro-oksidan, menangkap radikal dan mencegah terjadinya reaksi berantai. Contohnya: Vitamin E, Vitamin C, b karoten. Dan terakhir antioksidan tersier yang bekerja memperbaiki kerusakan biomolekul yang disebabkan radikal bebas. Contohnya enzim-enzim yang memperbaiki DNA dan metionin sulfosida reduktase.
Berikut adalah beberapa tanaman yang potensial mengandung antioksidan alami dan berada di sekitar kita:
  Tanaman
Jenis yang Berkhasiat Antioksidan
Sayur-sayuran
Brokoli, Kubis, Lobak, Wortel, Tomat, Bayam, Cabe, Buncis, Pare, Leunca, Jagung, Kangkung, Takokak, Mentimun
Buah-buahan
Anggur, Alpukat, Jeruk, Kiwi, Semangka, Markisa, Apel, Belimbing, Pepaya, Kelapa
Rempah
Jahe, Temulawak, Kunyit, Lengkuas, Temumangga, Temuputih, Kencur, Kapulaga, Bangle, Temugiring, Lada, Cengkeh, Pala, Asam Jawa, Asam Kandis
Tanaman lain
Teh, Ubi Jalar, Kedelai, Kentang, Keluwak, Labu Kuning, Pete Cina
Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.

Lalu, apa radikal bebas itu?

            Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mengandung saatu atau lebih elektron tidak berpasangan. Senyawa ini harus mencari elektron lain sebagai pasangan untuk mencapai kestabilannya. Radikal bebas bersifat merusak dan sangat reaktif.
Radikal bebas sebenarnya berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya. Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel. Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar maka akan banyak pula sel yang rusak. Sialnya, kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang berpotensi menyebabkan proses penuaan dan kanker. 
Contoh radikal bebas adalah superoksida (O2-), hidroksil (OH-), nitroksida (NO), hidrogen peroksida (H2O2), asam hipoklorit (HOCl), thill (RS-) dan lain-lain. Derajat kekuatan tiap radikal bebas ini berbeda, dan senyawa paling berbahaya adalah radikal hidroksil (OH-) karena memiliki reaktivitas paling tinggi. Radikal bebas di atas terdapat dalam tubuh dengan berbagai cara, tetapi secara umum timbul akibat berbagai proses biokimiawi dalam tubuh, berupa hasil samping dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernafas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan, atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan, asap rokok, bahan pencemar dan radiasi matahari.
Pada dasarnya, sel dalam tubuh manusia memiliki penangkap radikal bebas (antioksidan) alami yang bisa menghambat pengaruh radikal bebas. Namun ketika jumlah radikal bebas melebihi kemampuan pertahanan antioksidan alami, tubuh akan mengalami stress oksidatif. Akibatnya, intensitas proses oksidasi sel-sel tubuh normal menjadi semakin tinggi dan menimbulkan kerusakan yang lebih banyak.
Salah satu tumbuhan tingkat tinggi Indonesia yang berpotensi sebagai bahan kimia hayati bioaktif adalah sukun.
Sukun (Artocarpus communis Forst)


Sukun adalah salah satu tanaman yang memiliki nama sama dengan buahnya. Buah sukun tidak berbiji dan memiliki daging yang berserat dan empuk seperti roti, maka dari itu orang Eropa menyebut buah seukun sebagai buah roti atau breadfruit. Buah sukun banyak ditemukan sebagai tanaman pekarangan untuk diambil buahnya. Buah sukun bisa diolah menjadi berbagai macam olahan makanan seperti keripik sukun maupun makanan lainya. Bahkan di daerah Pasifik, sukun digunakan sebagai sumber karbohidrat dan digunakan sebagai salah satu makanan pokok.
Pohon sukun terkenal diseluruh dunia dan dapat tumbuh sampai dengan 30 meter, tetapi di pedesaan pohon sukun biasanya hanya tumbuh setingi belasan meter saja. SUkun sebenarnya sangat cocok dijadikan sebagai makanan pokok alternative penggamti nasi, karena selain sukun kaya akan karbohidrat juga rendah kalori.
Klasifikasi tanaman sukun dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Filum       : Magnoliophyta
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo        :  Rosales
Famili      :  Moraceae
Genus      :  Artocarpus
Spesies    :  Artocarpus altilis Fosb
Buah sukun sangat cocok digunakan sebagai makanan diet, karena kaya akan karbohidrat tetapi rendah kalori. DIbandigkan dengan ubi jalar, ubi kayu maupun kentang, buah sukun lebih kaya akan protein. Bahkan jika dibandingkan dengan beras, kandungan karbohidrat buah sukun bisa dibilang setara tetapi dengan kalori yang lebih rendah daripada beras.Kandungan vitamin dan mineral buah sukun juga terbilang tinggi
Tanaman yang termasuk ke dalam famili Moraceae  dalam daunnya mengandung  beberapa senyawa yang berkhasiat bagi tubuh seperti  polifenol, asam hidrosionat, tannin, quercetin dan artoindosionin. Senyawa ortoindonesionin dan  quercetin  merupakan kelompok senyawa turunan flovonoid yang berfungsi sebagai zat antioksidan menangkap senyawa radikal bebas di hati sehingga tidak terjadi stres oksidarif. Dengan begitu, sel hati terhindar dari kerusakan dan banyak digunakan sebagai komponen aktif dalam obat-obatan.
Suatu penelitian telah dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak daun sukun.Daun sukun diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol, heksan, dan aquades. Uji flavanoid dilakukan terhadap daun sukun muda, tua, dan gugur. Metode DPPH digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan terhadap daun sukun dengan menggunakan 3 jenis pelarut yaitu metanol, aquades, dan heksan. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun sukun tua mengandung kadar flavanoid yang lebih tinggi (100,68 mg/g) dibanding daun sukun muda (87,03 mg/g) dan gugur (42,89 mg/g). Dan aktivitas antioksidan yang paling tinggi adalah ekstrak methanol (97%) daun sukun. Hal ini terlihat dari persentase hambatannya dan IC50 lebih tinggi disbanding pelarut aquades dan heksan.Ekstrak daun sukun berbagai pelarut mempunyai aktivitas antioksidan yang berbeda. Aktivitas antioksidan berkaitan erat dengan kadar flavanoid. Senyawa antioksidan dalam ekstrak daun sukun termasuk antioksidan primer. Dibanding dengan vitamin C dan BHT, ekstrak methanol daun sukun lebih tinggi.








Refrensi:

Komentar

Postingan Populer